Solusi yang Ditawarkan Pakar dan Orangtua Agar Lebih Aman Menonton Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

Solusi yang Ditawarkan Pakar dan Orangtua Agar Lebih Aman Menonton Pertandingan Sepak Bola di Indonesia
Yanuar Dwi Bramastyo, atau Tyo (kiri) menjadi korban tragedi Kanjuruhan. (Supplied)

Tapi ia khawatir insiden serupa bisa terjadi di masa depan jika Indonesia tidak belajar dari insiden Kanjuruhan.

"Saya enggak mau dong kalau anak saya nanti nonton pertandingan pulang hanya bawa nama, akan sangat menyesal sekali."

Mental suporter dimulai dari rumah

Fuad mengatakan Indonesia harus menerapkan 'law enforcement' yang berat kepada mereka yang merusak jalannya pertandingan, atau bahkan saat pertandingan berakhir.

Tapi menurutnya ada juga yang bisa dilakukan, yaitu "pembinaan mental yang dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga".

"Kita ajarkan anak-anak, kalau diajak ke pertandingan, jangan merusak di stadion," ujarnya.

"Jangan pernah melakukan tindakan anarkis, harus bisa menerima hasil apa pun dari tim kesayangan. Itu yang harus mulai diajarkan ke anak-anak," tambahnya.

Maulana sepakat bahwa mental menang-kalah harus dimulai dari rumah.

"Kalau hari ini kalah, masih ada pertandingan berikutnya, tidak perlu lalu merusak atau berkelahi … ini juga yang saya ajarkan kepada anak saya, it’s okay kalau kali ini kalah."

Sejumlah orangtua di Indonesia percaya membangun mental suporter sepak bola bisa dimulai dari rumah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News