Solusi yang Ditawarkan Pakar dan Orangtua Agar Lebih Aman Menonton Pertandingan Sepak Bola di Indonesia

Tapi ia khawatir insiden serupa bisa terjadi di masa depan jika Indonesia tidak belajar dari insiden Kanjuruhan.
"Saya enggak mau dong kalau anak saya nanti nonton pertandingan pulang hanya bawa nama, akan sangat menyesal sekali."
Mental suporter dimulai dari rumah
Fuad mengatakan Indonesia harus menerapkan 'law enforcement' yang berat kepada mereka yang merusak jalannya pertandingan, atau bahkan saat pertandingan berakhir.
Tapi menurutnya ada juga yang bisa dilakukan, yaitu "pembinaan mental yang dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga".
"Kita ajarkan anak-anak, kalau diajak ke pertandingan, jangan merusak di stadion," ujarnya.
"Jangan pernah melakukan tindakan anarkis, harus bisa menerima hasil apa pun dari tim kesayangan. Itu yang harus mulai diajarkan ke anak-anak," tambahnya.
Maulana sepakat bahwa mental menang-kalah harus dimulai dari rumah.
"Kalau hari ini kalah, masih ada pertandingan berikutnya, tidak perlu lalu merusak atau berkelahi … ini juga yang saya ajarkan kepada anak saya, it’s okay kalau kali ini kalah."
Sejumlah orangtua di Indonesia percaya membangun mental suporter sepak bola bisa dimulai dari rumah
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya