Sosialisasi Empat Pilar di SMA Negeri 15, MPR Sampaikan Pentingnya Pancasila

Sosialisasi Empat Pilar di SMA Negeri 15, MPR Sampaikan Pentingnya Pancasila
Anggota MPR Idris Laena di SMA Negeri 15 Jakarta, Senin (19/8). Aristo Setiawan/jpnn

"Lalu Bung Karno ditanya apa yang kamu tinggalkan untuk negaramu? Bung Karno lalu menjawab, saya tidak meninggalkan apa-apa, kecuali ideologi Pancasila," tutur Idris.

Setelah lebih dari puluhan tahun, kata Idris, peninggalan berupa Pancasila dari Bung Karno yang dirumuskan bersama pendiri bangsa lain, rupanya ampuh bagi keutuhan bangsa.

Menurut dia, sejak perbincangan antara Bung Karno dan Presiden Tito, Indonesia tetap menjadi negara yang bersatu. Berbeda hal dengan peninggalan Presiden Tito.

Peninggalan kekuatan militer yang kuat, kata dia, tidak cukup untuk menjaga persatuan bangsa. Kini, negara Yugoslavia pun hancur dan terpecah belah.

"Apa yang terjadi, Presiden Tito meninggal, negaranya hancur. Negara itu terlibat perang antar suku," ucap dia.

"Sekarang negara Yugoslavia tidak bisa diajarkan lagi. Mereka sudah berdiri sendiri berdasarkan suku dan negara," ucap dia.

Dari cerita perbincangan Bung Karno dengan Presiden Tito, Idris berharap para generasi penerus bangsa bisa menjaga Pancasila tetap tegak di Indonesia. Dia mengajak generasi muda untuk melawan penetrasi pihak tertentu yang berupaya mengganti Pancasila dengan ideologi lain seperti Khilafah.

"Tadi saya katakan, Pancasila final. Memangnya mau Indonesia pecah?" tanya Idris yang dijawab lantang peserta acara sosialisasi empat pilar dengan jawaban tidak.

Acara sosialisasi empat pilar di SMA Negeri 15 ini berlangsung hangat. Sebagai pembicara, Idris interaktif dengan peserta sehingga acara tidak menjemukan. Bahkan, Idris menyelipkan kuis saat acara sosialisasi empat pilar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News