Stok Pangan Habis, Terpaksa Makan Singkong

Tunggu Bantuan Donatur

Stok Pangan Habis, Terpaksa Makan Singkong
Pengendara sepeda motor menyusuri desa Balerante yang nyaris tak ada tanaman hidup tersisa. Awan panas Merapi yang terus menyembur selama dua pekan lebih membuat wilayah itu seperti kampung mati. (Foto: Arief Budiman/Radar Solo)
MAGELANG -- Persoalan warga di luar pengungsi paska erupsi Gunung Merapi semakin parah. Bahkan, warga di Dusun Kadileben Desa Jati Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang terpaksa mengganti makanan pokoknya dari nasi menjadi ketela lantaran persediaan pangan mereka telah habis. Sementara pemerintah belum bisa memberikan solusi terkait masalah ini.

Warga setempat mengaku tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran sawah dan ladang yang menjadi mata pencaharian sehari-hari rusak akibat guyuran abu vulkanik. Mereka juga tidak punya pekerjaan lain. "Sudah tidak ada lagi yang bisa diandalkan. Hanya ketela yang bisa diambil dari ladang," kata Winarti, 39, saat merebus singkong di dapurnya, kemarin.

Dia mengaku sudah dua hari beralih makan singkong. Biasanya, singkong ini, disajikan dengan garam. "Buat satu keluarga biasanya dapat ketela dua buah," aku ibu dua anak ini.

Lantaran bukan termasuk wilayah pengungsia, seluruh warga di desa tersebut tidak mendapatkan jatah logistik dari pemerintah setempat. Meskipun beban kerugian yang ditanggung tidak kalah parah dari para pengungsi. "Kemarin pernah ada di kasih pak lurah (kades, red). Katanya dari donatur gitu," tambah Winarti.

MAGELANG -- Persoalan warga di luar pengungsi paska erupsi Gunung Merapi semakin parah. Bahkan, warga di Dusun Kadileben Desa Jati Kecamatan Sawangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News