Studi Cisco: Angka Kejahatan Siber pada UKM Gila-gilaan, Waspada!

Marina menyebut 21 persen menyebutkan bahwa alasan utama terjadinya serangan adalah tidak adanya solusi keamanan siber.
Director Cybersecurity, Cisco ASEAN, Juan Huat Koo mengatakan UKM di Indonesia yang mengalami insiden siber dan kehilangan data karyawan (63 persen), email internal (62 persen), informasi bisnis yang sensitif (60 persen), informasi keuangan (54 persen), dan kekayaan intelektual (54 persen).
Koo membeberkan untuk dapat memulihkan data UKM membutuhkan solusi yang mudah diterapkan dan digunakan, terintegrasi dengan baik satu sama lain.
"Dapat membantu mereka mengotomatisasi kemampuan seperti deteksi, pemblokiran, dan perbaikan insiden siber," imbuhnya.
Koo menilai UKM butuh visibilitas yang jelas di seluruh basis pengguna dan infrastruktur IT mereka, termasuk cloud dan penerapan ‘as a service'.
"Dan mengambil pendekatan platform untuk keamanan siber," bebernya.
Berdasarkan studi Cisco, hanya 17 persen responden di Indonesia yang mengatakan mereka dapat mendeteksi insiden siber dalam waktu satu jam. Jumlah responden yang mampu memulihkan insiden siber dalam waktu satu jam, bahkan lebih sedikit yaitu 12 persen.
"UKM harus bisa mendeteksi, menyelidiki, dan memblokir atau memulihkan sendiri insiden siber yang terjadi, dalam waktu sesingkat mungkin," kata Koo.
Studi baru dari Cisco membeberkan 60 persen pelaku UKM di Indonesia mengalami pencurian informasi pelanggan oleh pelaku kejahatan siber.
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Telkom Siap Gelar Digiland 2025 Seusai dapat Dukungan dari Gubernur DKI Jakarta
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Indibiz Diskon Besar-besaran hingga 31 Mei, Buruan Berlangganan
- Tumbuh Berkelanjutan, Bank Raya Kembali Bukukan Kinerja Keuangan Positif
- Bea Cukai Dukung UMKM di Bekasi dan Makassar Tembus Pasar Ekspor Lewat Kegiatan Ini