Stunting Masih Tinggi, Kepala BKKBN & Pj Gubernur Aceh Kerja Keras

Stunting Masih Tinggi, Kepala BKKBN & Pj Gubernur Aceh Kerja Keras
Kepala BKKBN dokter Hasto saat pengukuhan Kepala BKKBN Aceh yang baru Safrina Salim. Foto Humas BKKBN

jpnn.com, BANDA ACEH - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Pemprov Aceh akan lebih mendorong segala upaya agar prevalensi stunting di Aceh menurun. 

"Saya dan Pj. Gubernur  Aceh akan berusaha keras mengonvergensikan semua kekuatan di Aceh untuk penurunan stunting," kata Kepala BKKBN dokter Hasto saat menyampaikan sambutannya pada acara pengukuhan Kepala BKKBN Aceh yang baru Safrina Salim, di Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (11/9). 

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2022, diketahui Aceh merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi kelima di Indonesia, mencapai 31,2 persen. 

Dalam periode 1 tahun itu, Provinsi Aceh hanya mampu memangkas angka  stunting sebesar 2 poin. Pada SSGI 2021, prevalensi stunting di Provinsi Aceh mencapai 33,2 persen.

Prevalensi stunting di Aceh tergolong belum sesuai harapan. Ini karena masih melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.

Berdasarkan wilayahnya, terdapat 12 kabupaten/kota di Aceh yang memiliki prevalensi balita stunting di atas rata-rata provinsi. Sebanyak  11 kabupaten/kota lainnya di bawah angka rata-rata.

Kota Subulussalam merupakan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Aceh pada 2022, mencapai 47,9 persen. Melonjak 6,1 poin dari 2021 sebesar 41,8 persen.

Kabupaten Aceh Utara menduduki peringkat kedua di Aceh dengan prevalensi  stunting  38,3 persen. Disusul  Kabupaten Pidie Jaya dengan prevalensi 37,8 persen.

Angka stunting masih tinggi, Kepala BKKBN & Pj. Gubernur  Aceh berupaya keras mengonvergensikan semua kekuatan di Aceh untuk penurunan stunting,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News