Sudahi Polemik Impor Jagung

Sudahi Polemik Impor Jagung
Mentan Amran di ladang jagung. foto: Humas Kementan

Panen raya jagung juga hadir di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten Takalar, Jeneponto, Pinrang dan Wajo.

“Penanaman jagung September mencapai 5,86 juta hektar tersebar di wilayah Indonesia, dan sampai Oktober produksi jagung diperkirakan mencapai 25,97 juta ton, Insya Allah dengan semangat petani untuk menanam, target 30,05 juta ton jagung di 2018 bisa tercapai, semangat petani itu yang perlu kita jaga," kata Sholahuddin.

Perkembangan Industri Perunggasan

Industri perunggasaan khususnya ayam yang terus berkembang dan menunjukkan peningkatan produksi. Untuk daging ayam ras, produksi nasional meningkat dari 1,5 juta ton pada 2014 menjadi 1,8 juta ton di 2017. Begitu juga telur meningkat dari 1,2 juta ton menjadi 1,5 juta ton pada periode waktu yang sama.

Kondisi peningkatan produksi pada industri perunggasan tentunya memberikan kabar gembira sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Ini tentunya mengatrol kebutuhan pakan yang selama ini mengandalkan dari jagung.

Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan Pemerintah akhirnya memutuskan impor jagung untuk mengurai masalah yang dihadapi para peternak mandiri, masalah ini muncul karena distribusi yang tersendat.

Dia berusaha meyakinkan, masalahnya bukan terletak pada produktivitas pertanian dalam negeri. Impor tidak menandakan stok jagung dalam negeri defisit. Panen jagung di berbagai wilayah menunjukkan perkiraan produksi jagung surplus bukan isapan jempol. Amran berharap polemik impor jagung tak perlu diperpanjang. (jpnn)


Untuk alasan kemandirian pangan itu, Pemerintah melalui Kementan melakukan pengendalian impor bahan pangan.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News