Sukhoi TNI Kuntit Jet Deputi PM Papua Nugini

Picu Protes, PM Papua Nugini Sempat Ancam Usir Dubes RI

Sukhoi TNI Kuntit Jet Deputi PM Papua Nugini
Sukhoi TNI Kuntit Jet Deputi PM Papua Nugini
"Mereka masih ngantor seperti biasanya sejak pagi tadi. Ini tapi sudah jam 10 malam, jadi sudah tutup. Petugas lainnya sudah pulang," tutur penjaga KBRI yang tidak mau namanya disebutkan itu. Dia menjelaskan, kabar memanasnya hubungan RI dangan Papua Nugini benar-benar tidak mempengahuri kerja KBRI.

Ultimatum dari pihak Papua Nugini yang disampaikan langsung oleh Peter O"neil direspon langsung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Rencananya, tadi malam Menlu Marty Natalegawa menggelar konferensi press langsung tentang perkembangan kasus ini. Tetapi, mendadak rencana ini dibatalkan dengan alasan yang tidak jelas.

Sebaliknya, pihak Kemenlu mengganti dengan pernyataan sikap tertulis atas nama Direktorat Informasi Media (Infomed) Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu. Direktur Infomed P.L.E. Priatna menjelaskan, belum ada rencana menjadwal ulang agenda pernyataan resmi secara langsung oleh Menlu Marty. "Pernyataan bapak (Marty, Red) sudah kami sampaikan," kata dia.

Dalam pernyataan ini, sore hari kemarin Menlu Marty memanggil Dubes Papua  Nugini di Jakarta Peter Ilau. Dalam pemanggilan ini, Marty menjelaskan tentang persoalan intersepsi yang dilakukan pesawat TNI AU terhadap pesawat yang ditumpangi pejabat Papua Nugini. Marty menegaskan, upaya intersepsi terpaksa diambil karena ada persoalan teknis dalam flifht clearance pesawat itu.

JAKARTA - Hubungan Indonesia dengan Papua Nugini sempat memanas kemarin (6/1). Pemicunya, pernyataan Perdana Menteri Peter O"neil yang mengancam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News