Sultan Mundur, Suara Golkar Terancam
Kamis, 30 Agustus 2012 – 11:32 WIB
JAKARTA - Aturan pelarangan sultan sebagai gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) berparpol bakal memengaruhi kekuatan Partai Golkar. Perolehan suara partai yang identik dengan Sultan Hamengku Buwono (HB) itu akan berkurang, terutama pada Pemilu 2014. Meski Sultan tidak di Golkar, pemilih beringin di Jogja sudah rasional. DPD I Golkar Jogja menegaskan akan terus berupaya agar suara di Jogja tetap memiliki sumbangsih yang signifikan. "(Sultan keluar Golkar) itu kan perceraian Sultan dengan Golkar yang dipaksa," jelasnya.
"Kami akan berusaha agar mundurnya Sultan tidak memengaruhi suara Golkar di DIJ. Meskipun harus diakui pengaruhnya ada," ujar Ketua DPD I Partai Golkar DIJ Gandung Pardiman di gedung parlemen, Rabu (29/8).
Dalam pasal 18 ayat 1 huruf n RUUK Jogja, seorang gubernur atau wakil gubernur harus memenuhi persyaratan bukan sebagai anggota parpol. Gandung menegaskan, Golkar legawa melepas Sultan. Tujuannya, keistimewaan Jogja tetap terjaga. Meski Sultan tidak menjadi bagian dari Golkar secara formal, itu tidak mengurangi simpatinya kepada beringin. "Kami yakin Sultan akan tetap simpati Golkar. Itu hanya formalitas saja," kata anggota Komisi IX DPR tersebut.
Baca Juga:
JAKARTA - Aturan pelarangan sultan sebagai gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) berparpol bakal memengaruhi kekuatan Partai Golkar. Perolehan
BERITA TERKAIT
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat
- NasDem dan PKB Diminta Tak Ikut Atur Susunan Kabinet Pemerintahan yang Baru
- Bukan Ridwan Kamil, Golkar Jagokan Sosok Ini sebagai Bacagub DKI
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Pempus Disebur Bakal Hibahkan Wisma Atlet ke Jakarta
- Pilgub Banten 2024: Dimyati Natakusumah Mendaftar di 4 Parpol Termasuk PDIP