Sumur Migas Terhambat di Jakarta

Sumur Migas Terhambat di Jakarta
Sumur Migas Terhambat di Jakarta

Untuk diketahui, dari hasil pengamatan perusda, sumur-sumur tua ini masih memiliki kandungan migas hingga 70 persen."Sumur-sumur itu dibuat sejak tahun 1949," katanya.

Terjun di pengelolaan sumur tua ini, lanjut Erwin, memiliki profit bisnis yang bagus guna menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutai Kartanegara. Dibanding sektor pertambangan batu bara, migas tak menimbulkan dampak kerusakan berarti bagi lingkungan sekitar.

Apalagi perusda dalam pengelolaan nanti akan memakai teknologi baru. Katanya, ada 145 sumur tua di Samboja yang segera beroperasi kemudian menyusul sekitar 61 sumur tua lainnya. Yang masih dalam tahap survei wilayah Anggana. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 400 juta per satu lubang sumur dengan produksi mencapai 72 ribu liter per hari. Estimasi keuntungan tiap 50 sumur bisa mendapat Rp 31 miliar atau Rp 376 miliar per tahun.

"Bila ratusan sumur ini beroperasi semua, ini jadi bisnis pertama di Kukar yang menguntungkan," jelas akademisi Universitas Kartanegara (Unikarta) ini.

TENGGARONG - Tak mudah mendapat restu pengelolaan sumur tua yang tersebar di wilayah Samboja, Sangasanga, dan Anggana. Ratusan sumur tua yang memiliki

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News