Suro
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Sebagian besar masyarakat Jawa masih mempercayai bahwa malam satu Suro adalah malam istimewa dengan nilai mistis yang tinggi.
Di berbagai daerah banyak ritual tradisional memperingati Tahun Baru Jawa sekaligus Islam ini.
Di lingkungan Keraton Surakarta dan Yogyakarta, beragam ritual dan kirab digelar. Ramai dan semarak.
Namun, karena tahun ini musim pagebluk maka kemeriahan itu tidak tampak.
Tradisi malam 1 Suro berawal di era Sultan Agung.
Ketika itu, masyarakat masih mengikuti sistem penanggalan tahun Saka warisan tradisi Hindu.
Adapun Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriyah Islam.
Sultan Agung yang ingin memperluas ajaran Islam di tanah Jawa berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi kalender Jawa.
Tradisi malam satu Suro berawal di era Sultan Agung. Ketika itu, masyarakat masih mengikuti sistem penanggalan warisan tradisi Hindu.
- Julukan Hujjatul Islam untuk Rocky Gerung
- Rocky Gerung, dari Ucapan Dungu ke Bajingan Tolol
- Survei Utting Research & Potensi Kejutan di Pilpres 2024
- Gardu Ganjar Meriahkan Tahun Baru Islam Bersama Ponpes Roudlatusalaam
- Jalan Pintas MbS Merevolusi Sepak Bola Arab Saudi
- Warga Palembang Antusias Antre Bubur Asyuro, Ada yang Sampai Bawa Rantang, Lihat