Surprise dari Banda Aceh

(Protes Lunak atas Keistimewaan)

Surprise dari Banda Aceh
Surprise dari Banda Aceh
Nah, menjelang jam nol-nol, warga yang sudah berada di jalan-jalan dengan segala persiapannya mulai beraksi. Pengendara kendaraan di semua ruas jalan serta merta berhenti dan mulai melepaskan kembang api serentak di semua sudut kota. Banda Aceh pun bermandi cahaya warna warni.

Yang paling meriah terlihat di Simpang Lima. Semua orang menghentikan kendaraan roda dua dan roda empat kemudian larut dalam suasana kegembiraan. Sebuah kafe (warung kopi) yang berada sekitar daerah tersebut ikut memutar musik seolah melengkapi kegembiraan warga kota.

Selama satu jam lebih kendaraan berhenti dan “macet” dari semua arah di Simpang Lima. Polisi lalu lintas terlihat hanya berdiri menyaksikan pesta kembang api yang menurut banyak kalangan paling meriah sepanjang dua puluh tahun terakhir ini.

“Sepanjang yang saya ingat, tahun ini paling meriah penyambutan tahun baru,” kata Dahlan (52) penduduk Beurawe, Banda Aceh, seperti ditulis olegh Barlian AW. Menurut lelaki yang sehari-hari sebagai PNS ini, larangan sebetulnya tidak perlu dibuat, karena warga kita haus hiburan dan tidak akan melakukan hal-hal yang berlebih-lebihan. “Mereka (penduduk Banda Aceh) juga bagian dari penduduk dunia yang ingin merayakan pergantian tahun,” katanya.

Saya terperanjat. Seorang kawan dari Banda Aceh ber-SMS pada Jumat malam, 31Desember 2010, persis setelah jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WIB,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News