Surprise dari Banda Aceh

(Protes Lunak atas Keistimewaan)

Surprise dari Banda Aceh
Surprise dari Banda Aceh
Walikota Banda Aceh Ir Mawardy Nurdin MEng tampaknya bersimpati. Dia menilai perayaan pergantian tahun ini masih dalam batas-batas wajar. “Itu kehendak anak-anak muda yang mengekspresikan perasaan dan kegembiraannya,” kata Mawardy, Sabbu (1/1) yang berada di Bandara Sultan Iskandarmuda, menyambut tamu dalam rangka dimulainya Visit Banda Aceh Year 2011, yang dimulai kemarin.

Seperti tahun-tahun sebelumnya MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Banda Aceh mengimbau warga untuk tidak berhura-hura dalam menyambut tahun baru. Pemerintah Kota Banda Aceh menurunkan aparatnya mengawasi dan memastikan tidak adanya pedagang mercon dan kembang api.

Prokontra

Toh ada yang mengiritik karena suasana malam tahun baru tak ada sedikitpun bernuansa Islami. Banyak muda-mudi jalan berpasangan seakan tidak mengindahkan peraturan yang ada. Ada yang menyoal, mengapa polisi syariah tidak bertindak malam itu. Padahal, syariat Islam itu sudah berjalan beberapa tahun, dan sebutan Serambi Mekkahpun sudah begitu lama di sandang, akan tetapi masyarakatnya tidak jauh beda dengan kota-kota besar di Indonesia.

Saya terperanjat. Seorang kawan dari Banda Aceh ber-SMS pada Jumat malam, 31Desember 2010, persis setelah jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WIB,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News