Surprise dari Banda Aceh

(Protes Lunak atas Keistimewaan)

Surprise dari Banda Aceh
Surprise dari Banda Aceh
Pemko kemudian menempelkan seruan yang juga melarang warga menggelar permainan tak bermanfaat dan menjurus kemaksiatan khususnya menyambut tahun baru, di lokasi-lokasi publik di Banda Aceh agar dibaca.

Seruan ditandatangani para Muspida kota juga meminta warga tak melakukan hal bertentangan dengan qanun (Peraturan Daerah) mengatur Syariat Islam di Aceh, seperti berjudi, mesum, mabuk-mabukan dan hal-hal bertentangan dalam Islam.

Saya pun meminta rekan Barlian AW menulis sedikit reportasenya. Eh, semakin unik. Ternyata pada mulanya tidak ada tanda-tanda akan adanya suasana meriah itu. Sejak sore sampai pukul 23.00 malam, suasana kota terkesan adem. Meskipun lalu lalang kendaraan cukup padat dan kemecetan telah terjadi sejak pukul 19.30 Wib di hampir semua ruas jalan, tetapi tak ada bunyi terompet dan suara mercon.

Di berbagai sudut kota petugas satuan polisi pamong praja menggunakan mobil mengontrol agar tidak ada penjual mercon dan kembang api. Di jalan menuju objek wisata pantai Uleelheue, polisi pamong praja memblokir jalan agar warga tidak masuk ke kawasan yang di malam-malam sebelumnya dipadati warga.

Saya terperanjat. Seorang kawan dari Banda Aceh ber-SMS pada Jumat malam, 31Desember 2010, persis setelah jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WIB,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News