Survei Tekanan Sosial

Oleh Dahlan Iskan

Survei Tekanan Sosial
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Semasa muda Robert sudah aktif di politik. Ia sering menjadi anggota tim sukses politisi tingkat lokal. Lalu sering menjadi relawan untuk para calon presiden dari Partai Republik. Termasuk George Bush dan Donald Trump.

Robert mengungkap sisi kelemahan jajak pendapat dari umumnya lembaga survei. Kalau saja tidak ada faktor 'tekanan sosial' memang itu bukan kelemahan.

Namun mengingat di zaman Trump ini tekanan sosial begitu beratnya, metode jajak pendapat yang biasa menjadi lemah.

Misalnya: begitu banyak pertanyaan yang dititipkan di survei itu. Yang kadang responden curiga jangan-jangan itu bisa mengungkap identitas mereka.

Banyaknya pertanyaan itu juga membuat responden agak ogah-ogahan. "Misalnya jam delapan pagi sudah ditelepon oleh lembaga survei. Hanya pengangguran yang mau menyiapkan waktu begitu banyak. Selebihnya langsung mengatakan tidak mau jadi responden," ujar Robert seperti dipublikasikan di berbagai media di Amerika.

Akibatnya, kata Robert, tidak bisa diperoleh responden yang mewakili realitas masyarakat.

Itu berbeda dengan yang ia lakukan. Yang pertanyaannya dibuat sangat sedikit dan sederhana. Benar-benar hanya untuk tujuan melihat hasil Pemilu ini. Tidak dititipi dengan pertanyaan-pertanyaan strata ekonomi atau latar belakang politik yang rumit.

Kali ini pun hasil survei Robert mengatakan Trump akan menang. Tentu yang menentangnya sangat banyak.

Selama ini upah minimum di Amerika ialah USD 9 per jam. Atau sekitar Rp 120.000/jam. Kalau menjadi USD 15 berarti sekitar Rp 200.000/jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News