Survei Terkutuk

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Survei Terkutuk
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Lies, damnes lies, and statistics.

Di dunia ini ada tiga jenis dusta; bohong, bohong brengsek, dan statistik. Begitu kata pujangga Amerika Serikat Mark Twain yang jengkel terhadap statistik.

Benjamin Desraeli (1804-1881) yang menjadi Perdana Menteri Inggris pada 1968 juga sering mengungkapkan kegerahannya terhadap angka-angka statistik dengan menggunakan ungkapan itu.

Statistik disebut dalam satu tarikan napas dengan bohong dan kebohongan terkutuk (damned). Tentu ini sebuah pernyataan yang bersifat metafora dari seorang politikus yang tidak sepenuhnya benar. 

Statistik tidak selalu berarti kebohongan, apalagi kebohongan brengsek. Poin yang disampaikan oleh Desraeli adalah bahwa statistik bisa dipakai untuk menipu publik secara mentah-mentah. 

Statistik sejenis ini masuk dalam kategori statistik terkutuk dan kebohongan yang dihasilkannya juga kebohongan terkutuk.

Ungkapan yang sudah berusia 2 abad itu sampai sekarang masih selalu dipakai oleh para politisi dan para akademisi setiap kali berbicara mengenai statitik.

Para politisi tentu saja sangat bergantung kepada hasil survei untuk mengetahui perkembangan politik. Politisi membutuhkan survei dan jajak pendapat untuk mengetahui opini publik. Politisi sangat bergantung kepada survei untuk mengukur popularitasnya.

Politisi tidak bisa hidup tanpa survei. Politisi harus terus-menerus setiap hari memelototi angka-angka statistik yang dikeluarkan oleh lembaga survei.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News