Susi Jadi Menteri, Pamor Perempuan Bertato Happening

Susi Jadi Menteri, Pamor Perempuan Bertato Happening
METAMORFOSIS: Tato kupu-kupu Natasha Oen yang menggambarkan perubahan dirinya. (Dite Surendra/Jawa Pos/JPNN.com)

Bila ingin membuat tato, menurut Anneke, usahakan ada artinya. Tato yang dibuat tanpa makna akan cepat membuat bosan pemiliknya. ’’Nggak jarang tato mereka minta ditimpa gambar lain atau diwarna lain. Akan jadi semakin jelek,’’ ungkapnya.

Ditanya mengenai tanggapan orang kepada perempuan bertato, dirinya tidak terlalu memikirkan. Pandangan miring datang dari stigma dan itu bisa diubah jika pemilik tato menunjukkan sikap yang baik-baik saja. ’’Jangan mengucilkan diri. Membaurlah seperti biasa saja. Bertato bukan alien. Jadi santai saja,’’ saran Anneke.

Dia percaya, ketika seseorang bersikap baik dan ramah kepada orang lain, tidak jadi masalah apakah bertato atau tidak. ’’Sama tetangga akrab, nggak bakal terjadi apa-apa. Saya sih beraktivitas seperti biasa. Antar jemput anak. Berinteraksi dengan sekitar,’’ papar perempuan yang koleksi tatonya bisa ditilik di akun Instagram @annekefitrianti itu. (puz/cik/c17/nda)


Sejak Susi Pudjiastuti yang diangkat sebagai menteri kelautan dan perikanan terlihat memiliki tato, isu seni rajah tubuh pada perempuan menjadi begitu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News