Tahan Euforia, Ekonom Beber Hal Mengerikan di Triwulan III 2021

Tahan Euforia, Ekonom Beber Hal Mengerikan di Triwulan III 2021
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terkait pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Ada sedikit pemulihan saja langsung positif tinggi. Ini disebut low base effect. Kuartal ke II masih belum ada PPKM darurat, mobilitasnya lebih bagus dari kuartal ke III," ujar Bhima.

Bhima membeberkan indikator pertumbuhan bersifat semu ialah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik menjadi 107,4 yang menunjukkan masyarakat mulai optimis berbelanja.

Waktu itu mobilitas sudah mulai tinggi, meski belum seperti prapandemi. Masyarakat juga terbantu dengan adanya THR dibayar penuh, berbeda dengan tahun sebelumnya yang bisa dicicil. THR berperan penting mendorong masyarakat belanja.

"Daya beli sempat pulih," kata dia.

Kemudian, indikator lain lanjut dia, sektor industri manufaktur juga bagus ya pemulihan di kuartal ke II, PMI manufaktur sempat 53 atau ada diatas angka 50 yang menandakan industri mulai ekspansi lagi.

"Dari sisi ekspor dan investasi mulai rebound. Kinerja ekspor tertolong harga komoditas pertambangan dan perkebunan yang tinggi," beber Bhima.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021.

"Triwulan II-2020 atau secara tahunan atau year on year (yoy) perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata Margo dalam konfrensi pers yang dipantau dari Jakarta, Kamis (5/8).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terkait pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News