Tahu Hantu Khas Daerah sampai Pocong Hantu Nasional
Broky memang tidak pernah membatasi. Siapa saja boleh gabung dengan sekolah terbuka itu.
”Kami biasanya jemput bola. Kami cari dulu siswa yang mau, lalu belajar bersama tentang seni,” papar Broky. Cara lain juga tidak jarang mereka lakukan. Misalnya, mendatangi salah satu TK untuk mengajarkan seni.
Bagaimanapun prosesnya, Broky tidak mempermasalahkan. Tujuannya hanya satu, mengajarkan kesenian kepada anak-anak di Surabaya-Sidoarjo secara gratis.
”Tidak ada biayanya. Ilmu kami bagikan secara cuma-cuma,” tutur alumnus Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya itu.
Sebab, bagi Broky, ilmu seni bukan sesuatu yang mahal harganya. Asalkan ada kemauan, semua orang dapat menghasilkan karya seni. Bukan hanya rupa dan musik. Melainkan juga seni membuat komik.
Menjadi komikus pernah menjadi harapan Broky dulu. Kini itu sudah berhasil dia wujudkan. Namun, masih ada satu harapannya yang belum sempurna terwujud.
Yakni, membuat Kiani kian hidup. Sebab, semakin banyak anak yang bergabung di Kiani membuktikan semakin banyak anak-anak yang belajar seni. Saat itulah harapan Broky kembali terwujud. (*/c6/dos)
SEBAGAI komikus, Misbachul Bachtiar punya segudang mimpi. Selain ingin kembali menelurkan karya baru, dia ingin menularkan ilmunya membuat komik
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor