Tahu Persis Aliran Dana Teroris

Tahu Persis Aliran Dana Teroris
Wakil Ketua PPATK Agus Santoso di kantornya, Jalan Ir. H. Juanda, Nomor 35, Jakarta Pusat, Jumat, (27/3). Foto: Ricardo/JPNN

Ada daerah-daerah yang di-spot sebagai daerah rawan, potensi rawan teroris dan ISIS. Kalau nama wilayahnya biar Densus saja yang sampaikan.

Dalam kerjasama ini, tindakan apa yang dilakukan pihak Australia atas temuan ini?

Kerjasamanya sangat erat, selain PPATK, kepolisian Indonesia juga bekerjasama dengan kepolisian Australia (AFP). Mereka tindaklanjuti. Hasil dari PPATK ini kan sistemnya dugaan, nanti tentu Densus 88 dan Bareskrim yang punya otoritas untuk lakukan penyelidikan dan penegakan hukum. BNPT yang lakukan proses deradikalisasi.

Kalau yang kami temukan ini, sumber dananya dari jaringan Australia ke Indonesia. Jadi satu arah. Uangnya digunakan untuk apa, itu kepolisian yang tahu. Kami hanya tahu, uang ini masuk ke sejumlah pihak yang nama-namanya ada di dalam daftar terduga teroris di Indonesia. Jumlahnya saya tahu, tapi saya tidak bisa sebutkan. Beda-beda jumlahnya.

Berapa layer transaksi itu terjadi?

Tipologi transaksi ini beragam. Mereka kumpulkan dan tempatkan. Ketika kirim pakai cara penyamaran. Bisa dengan menggunakan nama orang lain,  pakai bank, pakai pengiriman uang ada juga yang tukar dulu uangnya pakai mata uang lain. Atau ada juga yang dibawa secara fisik.  Ketahuannya ketika nanti mereka setor uang ke satu rekening itu kan sehingga itu mencurigakan. Yang punya rekening itu pasti orang yang mencurigakan. Kalau kami tidak curiga rekening itu, curiganya pasti ke orang-orang  yang terima duit itu, kok yang terima terduga teroris  semua.

Setiap kali ada nama yang dicurigai Densus langsung berikan ke kami. Sifat laporannya kan intelijen jadi bukan langsung dieksekusi. Densus dalami dulu, mereka harus ikuti dulu, apa betul nama-nama itu paham radikal. Kalau enggak dikasih tahu namanya ya kita enggak tahu.

Kalau di Indonesia kemudian peredaran uangnya bagaimana setelah dari Australia?

JARINGAN ISIS sudah merambah Indonesia. Kelompok teroris ini memiliki banyak cara untuk mengumpulkan dana. Yang pasti, cara lama seperti merampok

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News