Tak Baik Bagi Demokrasi Jika Gibran Hanya Menghadapi Kotak Kosong

Tak Baik Bagi Demokrasi Jika Gibran Hanya Menghadapi Kotak Kosong
Gibran Rakabuming Raka. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan sangat terbuka kemungkinan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka hanya akan menghadapi kotak kosong di Pemilihan Wali Kota Solo 2020.

Kemungkinan itu terbuka melihat peta politik belakangan ini. Sejumlah partai besar diketahui bakal mendukung Gibran. Antara lain, Partai Golkar dan Demokrat.

Kemudian, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto diketahui juga telah memerintahkan jajarannya untuk mendukung Gibran. Sementara PDIP, meski belum mengeluarkan putusan, diprediksi juga bakal mendukung Gibran.

"Saya kira kalau dibaca dari perkembangan politik yang mengemuka, potensi Gibran melawan kotak kosong sangat besar," ujar Ujang kepada JPNN.com, Selasa (18/2).

Menurut direktur eksekutif Indonesia Political Review ini, sangat tidak baik jika Gibran pada akhirnya hanya melawan kotak kosong. Apalagi parpol sampai beralasan seolah-olah tidak ada calon yang dinilai mampu untuk melawan Gibran.

"Saya kira jika ini terjadi, proses demokratisasi di Solo hampa. Karena pemenang pilkadanya sudah kelihatan sebelum dimulai," ucapnya.

Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini kemudian mengingatkan bahwa salah satu hal yang penting dalam demokrasi adalah adanya kompetisi yang sehat di politik.

"Makanya, saya kira jika calonnya ada satu, maka tak akan ada kompetisi dan itu tidak sehat," pungkas Ujang. (gir/jpnn)

Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan sangat terbuka kemungkinan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka hanya akan menghadapi kotak kosong di Pemilihan Wali Kota Solo 2020.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News