Tak Beroperasi, IUP Terancam Dicabut

Tak Beroperasi, IUP Terancam Dicabut
Tak Beroperasi, IUP Terancam Dicabut
Di tempat yang sama, Ny Qori, isteri pemilik PT. STNR asal Hongkong melalui penerjemahnya mengaku serius melakukan investasi di Konawe. Ia mengakui selama tiga tahun ini pihak investor baru melakukan eksplorasi di lokasi lahan tersebut. Mereka ingin memastikan kandungan nikel yang ada dalam lahan di dua kecamatan itu sebelum melakukan aktivitas penambangan.

"Saat ini kami sedang urus izin tanah dan pembangunan jalan. Semua izin itu sudah didapatkan dan secepatnya membangun jalan dan pelabuhan. Kalau itu jadi maka secepatnya melakukan produksi. Soal pendataan lahan, bagi warga yang tidak memiliki lahan jangan kuatir. Pembagian royalti 60 persen diserahkan ke pemilik lahan, 40 persen yang tidak miliki lahan di lokasi penambangan," ujar Ny Qori.

Dia juga menepis rumor bahwa PT STNR tidak mampu melakukan pengolahan, sehingga akan menjual investasi ini. Sebagai bukti keseriusanya, investor menunjukkan bukti-bukti penyertaan modal sebesar Rp 1 triliun, tenaga ahli baik lokal maupun luar negeri serta teknologi perusahaan. "Kami (investor) rencananya akan membangun pabrik Rp 400 miliar dan membuka jalan Rp 1, 5 miliar. Dalam waktu dekat ini akan membayar panjar royalti kepada warga pemilik lahan yang disaksikan DPRD dan Muspida Konawe,"  tukas Ny Qori. (din/awa/jpnn)

UNAAHA - Polemik areal penambangan PT Sulawesi Tenggara Nickel Resources (STNR) begitu kompleks. Tak hanya persoalan lahan masyarakat Pondidaha dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News