Krisis Nuklir Korea
Tak Mempan Disanksi, Korut Bangga Bikin Dunia Marah

jpnn.com, JENEWA - Korea Utara (Korut) belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti menebar ancaman nuklir. Alih-alih setop, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu malah semakin berani menantang dunia. Terutama Amerika Serikat dan sekutunya.
Kemarin, Selasa (5/9), dalam Conference on Disarmament di Kota Jenewa, Swiss, Korut mengaku masih punya banyak kejutan lain.
Han Tae-song, duta besar Korut untuk Swiss, menyebut rangkaian kejutan yang dipersiapkan rezim Kim Jong-un itu sebagai paket hadiah untuk Amerika Serikat (AS).
”Serangkaian mekanisme bela diri yang baru saja negara kami luncurkan adalah paket hadiah untuk AS, bukan yang lain,” katanya.
Han juga menyatakan bahwa Korut masih punya banyak hadiah yang lain untuk Negeri Paman Sam. ”AS akan mendapatkan lebih banyak hadiah selama mereka masih melanjutkan provokasi dan tekanan terhadap DPRK (nama resmi Korut),” ungkapnya tanpa menyebut hadiah apa yang dimaksud.
Soal penembakan Hwasong-12 dan uji coba nuklir ke-6 yang memantik amarah dunia, Han justru mengaku bangga pada negerinya.
Di hadapan perwakilan diplomatik AS dan negara-negara PBB yang lain, Han menegaskan bahwa ancaman dan sanksi atau gertakan tidak akan membuat ciut nyali Korut. Rezim Jong-un, menurut dia, tidak mempan diancam atau disanksi.
”Dalam kondisi apa pun, DPRK (Korut) tidak akan pernah membawa program nuklir ke meja perundingan,” tegasnya. Semakin ditekan, dia mengaku bahwa Korut bakal semakin nekat.
Korea Utara tegaskan tak akan berhenti mengembangkan senjata nuklir dan mengancam Amerika Serikat.
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Gubernur Lemhannas Sebut Kebijakan Tarif Resiprokal Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- Menko Airlangga Temui Menkeu AS, Bahas Tindak Lanjut Tarif Resiprokal Trump