Tak Mengandung BPA, Plastik PET juga Punya Keunggulan Lainnya

Secara keseluruhan, hasil riset ini menyimpulkan tidak ada senyawa kimia pada botol plastik PET yang melanggar batasan regulasi Uni Eropa.
“PET adalah plastik yang istimewa dan merupakan kemasan yang digunakan secara universal untuk makanan, farmasi, air, minyak sayur, perawatan tubuh, dan banyak lagi,” kata Dr. Shekhar C. Mande, Direktur Jenderal CSIR, pejabat tinggi di Department of Scientific and Industrial Research, Kementerian Sains dan Teknologi, India, dikutip dari Thehindu.
Menurut dia, proyek riset ini tidak hanya meneliti aspek leaching (ekstraksi senyawa), tetapi juga meneliti komposisi kimia plastik PET, dan lebih jauh lagi menyelidiki potensi ada atau tidaknya endokrin disruptor.
"Temuan ini tentu jauh lebih relevan daripada sekadar pengujian standar," ujarnya.
Pernyataannya ini memperkuat laporan analisis CSIR tentang botol plastik PET yang terbukti tidak menimbulkan aktivitas endokrin disruptor.
Beberapa lembaga dalam pengawasan kemasan pangan dan minuman, seperti U.S. Food and Drug Administration (FDA), Health Canada, the European Food Safety Authority.
PET merupakan senyawa yang dibuat dengan menggabungkan ethylene glycol dan terephthalic acid di bawah tekanan temperatur tinggi dan vacuum rendah untuk menghasilkan rantai polymer.
Hasil akhirnya yang berupa polyester polymer dikenal sangat stabil, liat, dan kuat. PET sanggup menolak rangkaian reaksi kimiawi atau biologis dengan unsur lainnya. Kualitas non-reaktif inilah yang menjadi inti dari keamanan PET.
Banyak merek air kemasan botol di Indonesia berbondong-bondong menggunakan plastik PET yang bebas dari BPA.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- Riset Terbaru USU Perkuat Deretan Bukti Ilmiah, BPA Tidak Terdeteksi pada AMDK
- Penelitian Terbaru USU: BPA Tak Terdeteksi pada AMDK yang Terpapar Sinar Matahari
- KKI Soroti Ketidakmerataan Distribusi Galon Bebas BPA
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja
- Survei KKI: Konsumen Desak Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang Dipercepat