Tak Ramah Lagi, Jerman Pulangkan Paksa Ribuan Pengungsi

Tak Ramah Lagi, Jerman Pulangkan Paksa Ribuan Pengungsi
Pengungsi Libya mengantre untuk turun dari kapal di Pulau Lampedusa, Italia. Foto: AFP

jpnn.com, MANCHING - Tiga tahun lalu Jerman menjadi negara Eropa yang paling ramah pengungsi. Saat itu Yunani dan Italia kewalahan menampung pengungsi dari Syria. Negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya saling tunjuk karena enggan mengulurkan tangan. Kini Jerman pun mulai bingung mengurai krisis pengungsi yang kian rumit.

Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer punya cara tegas untuk memangkas jumlah pengungsi dan pencari suaka yang kian bertambah di negaranya. Yakni, ”menutup” kamp penampungan. Bukan benar-benar menutupnya untuk pengungsi dan pencari suaka. Melainkan mengalihfungsikannya. Bukan lagi sebagai kamp penampungan. Ia jadi kamp seleksi.

”Kami akan mereplikasi Kamp Manching,” kata Seehofer sebagaimana dikutip The Guardian kemarin (21/5). Kamp Manching adalah kamp pengungsi yang khusus menampung para pencari suaka.

Durasi para pencari suaka di sana tidak lama. Sebab, begitu permohonan suaka diproses, pejabat berwenang hanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengambil keputusan.

Para penghuni Kamp Manching yang memenuhi syarat akan langsung mendapatkan suaka. Selanjutnya, mereka meninggalkan kamp yang terletak di Distrik Pfaffenhofen, Bavaria, tersebut dan membaur dengan masyarakat Jerman. Mereka lantas bisa mencari kerja dan punya kartu identitas resmi sebagaimana penduduk Jerman lainnya.

Sedangkan para penghuni Kamp Manching yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka bakal langsung terdepak. Artinya, mereka tidak berhak lagi tinggal di Jerman dan terpaksa pulang ke negara asal. Itulah yang membuat Kamp Manching tidak sepadat kamp-kamp penampungan pengungsi lainnya di Jerman.

Sejak kali pertama dibuka pada 2015 sampai sekarang, Kamp Manching telah mendeportasi 3.500 pengungsi. Dari kamp tersebut, mereka dipulangkan langsung ke negara asal.

Financial Times menuliskan, di antara 3.500 pengungsi itu, 1.000 orang dipulangkan secara paksa. Alasannya, dokumen mereka tidak lengkap.

Tiga tahun lalu Jerman menjadi negara Eropa yang paling ramah pengungsi. Kini Jerman pun mulai bingung mengurai krisis pengungsi yang kian rumit.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News