Tak Semua Kenyataan Indah Diterima Para Driver Online

Tak Semua Kenyataan Indah Diterima Para Driver Online
Pengemudi Taksi Online Tuntut Pencabutan Permenhub No 32 Tahun 2016 Ilustrasi by:

jpnn.com, JAKARTA - Banyak cerita terkait dengan transportasi online saat ini. Banyaknya keluhan yang terjadi selama adanya transportasi online tentu jarang sekali terungkap ke media.

Namun, di balik itu semua ternyata nasib tragis kerap menimpa para sopir taksi online. Seperti yang terungkap dalam sebuah tulisan yang beredar saat ini.

Aulia Nastiti lulusan Ph.D Student in Political Science, Northwestern University ini menulis terkait nasib driver online.

Dalam tulisannya dia menyebut Uber, Gojek, dan Grab telah membanjiri pasar transportasi urban dengan citra sebagai penghubung antara pengemudi dan penumpang.

Pengemudi disebut sebagai “mitra” atau “wirausahawan mikro” yang bisa menentukan berapa banyak uang yang ingin mereka hasilkan, kapan pun mereka mau.

"Namun, penelitian saya menunjukkan bagaimana citra seperti itu mengecoh, bahkan mengelabui pengemudi dan penumpang. Selama enam bulan, dari November 2016 hingga April 2017, saya menganalisis narasi dan testimoni pengemudi dalam berbagai forum di Facebook dan Google+ yang diikuti lebih dari 80.000 anggota. Saya juga berbincang dengan sepuluh pengemudi di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Makassar pada pertengahan 2017," ujar Aulia.

Aulia menemukan bahwa, alih-alih menjalani hubungan kemitraan, pengemudi mengalami relasi eksploitatif.

Mereka diperlakukan seperti buruh informal dengan perlindungan kerja yang minim atau bahkan tak ada sama sekali.

Perusahaan semakin sering mengubah dan menambah aturan tanpa melibatkan para driver

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News