Tak Usah Panik Hadapi CAFTA

Tak Usah Panik Hadapi CAFTA
Tak Usah Panik Hadapi CAFTA
JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti menegaskan, beras dan gula tidak masuk ke dalam komoditas yang  diikutkan dalam Cina-Asean Free Trade Agreement (CAFTA) atau Perjanjian Perdagangan Bebas Cina-Asean. "Sebab, beras dan  gula merupakan komoditas pangan yang strategi bagi suatu negara, sehingga masuk kategori special product yang dibolehkan oleh Organisasi perdagangan dunia (WTO)," kata Bayu kepada waratwan di Jakarta, Senin (11/1).

Sebagai produk spesial, lanjut Bayu, pemerintah akan melakukan kebijakan untuk melindungi produkn tersebut. "Jadi, masyarakat tidak perlu panik. Karena pemerinta sudah mengantisipasi dampak-dampak yang akan terjadi setelah pelaksanaan CAFTA," kata Bayu menegaskan.

Terkait dengan kekhawatiran banyak pihak, setelah diberlakukannya CAFTA maka sejumlah produk Indonesia akan tergeser oleh produk-produk China, Bayu menampik kekhawatiran tersebut."Terutama untuk produk-produk perkebunan kita tidak perlu terlalu khawatir. Karena, selama ini Indonesia selalu lebih unggul dibandingkan dengan China," kata Bayu.

Produk-produk perkebunan Indonesia, tambahnya, bahkan berhasil masuk ke negara tersebut seperti produk minyak sawit mentah (CPO), kopi, teh, karet, bahkan produk olahan seperti ban dan kram rubber.Bahkan, lanjutnya, neraca perdagangan Indonesia-Cina di sektor perkebunan selam empat tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni naik dari 800 juta dolar AS menjadi 2,4 miliar dolar AS.

JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti menegaskan, beras dan gula tidak masuk ke dalam komoditas yang  diikutkan dalam Cina-Asean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News