Takut Ketahuan KKB Papua, TNI Sampai Tak Makan Selama 1 Hari

Takut Ketahuan KKB Papua, TNI Sampai Tak Makan Selama 1 Hari
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyematkan kenaikan pangkat kepada anggota TNI yang tergabung dalam Operasi penanggulangan KKB, Minggu (19/11). Foto: HUMAS Polres Mimika For Radar Timika

jpnn.com, TEMBAGAPURA - Tim terpadu TNI dan Polri mengevakuasi sebanyak 344 warga yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua selama hampir sebulan di Kampung Banti, Kimbeli dan Utikini, pada Jumat (17/11) kemarin. Proses evakuasi memakan waktu lima hari, termasuk terlibat kontak senjata dengan KKB selama dua jam.

TNI menurunkan puluhan pasukan khusus yang terdiri dari 13 personel Komando Pasukan Khusus (Kopasus), 30 personel Pasukan Raider 751 serta gabungan personel Intai Temput (Taipur) Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), dengan pasukan Yonif 754/Eme Neme Kangasi sebanyak 20 orang.

Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, dalam keterangannya yang dilansir Radar Timika mengungkapkan, bahwa pasukan sudah bergerak selama lima hari sampai akhirnya warga bisa dievakuasi.

Masing-masng pasukan dibagi untuk menguasai dua kampung. 13 personel Kopasus dan 30 pasukan Raider 751 ditugaskan merebut Kimbeli. Sementara 20 personel Taipur ditugaskan khusus merebut Kampung Banti.

Aidi mengungkapkan, pasukan bergerak senyap dan rahasia. Mereka mengendap atau membeku sambil mempelajari situasi sampai ke sasaran. “Jadi pelan-pelan sekali sampai ke sasaran,” katanya.

Sesuai laporan, satu hari sebelum jam ‘J’ yang sudah disepakati, pasukan sudah berada dekat dengan target sasaran yakni KK. Diperkirakan sekitar 30 sampai 50 meter, mereka melihat aktivitas KKB yang membawa senjata masih membaur dengan masyarakat.

Saat itu pasukan sudah meminta izin kepada Pangdam XVII/Cenderawasih untuk mengambil tindakan tapi belum diizinkan. “Petunjuk Panglima, apabila masih menyatu dengan rakyat jangan melakukan aksi apa-apa, karena kami harus mengutamakan tindakan kemanusiaan,” ungkap Aidi.

Keesokan harinya, tepatnya Jumat (17/11) menjelang jam ‘J’ yang sudah disepakati, pasukan memantau pergerakan KKB ke pos-pos yang sudah dibuat di daerah ketinggian. Mengingat jarak sudah sangat dekat dan takut pergerakannya diketahui, Aidi menyebut pasukan tidak makan selama sehari, karena takut jika gerakan mereka diketahui oleh KKB. “Mereka benar-benar membeku di situ,” tandas Aidi.

Kontak senjata antara pasukan TNI dengan KKB Papua terjadi selama sekitar dua jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News