Takut Meledak, Kembali ke Mitan

Takut Meledak, Kembali ke Mitan
Takut Meledak, Kembali ke Mitan
Sebaliknya, sejak permintaan gas elpiji mulai menurun, permintaan minyak tanah di toko milik Sukarsih justru semakin meningkat. Jika sebelumnya dia hanya mampu menjual minyak tanah sebanyak 25 liter per minggu, sejak sekitar dua minggu belakangan, penjualan minyak tanah di tokonya mencapai 50 liter perminggu. "Selain banyak warga yang kembali menggunakan minyak tanah, ternyata, banyak juga yang memilih menggunakan kayu bakar untuk untuk keperluan memasak sehari-hari," jelas Sukarsih.

Ementara itu, Sakur, 39, warga Jalan Karimunjawa, Lingkungan Manggisan, Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi, yang juga merupakan pengecer minyak tanah dan gas elpiji ukuran tabung 3 kilogram, menjelaskan, permintaan minyak tanah, maupun permintaan elpiji di tempatnya tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Pria yang juga menjadi pengecer Harian Jawapos di simpang empat Sukowidi ini menjelaskan, walaupun banyak pembeli yang merasa khawatir, tetapi, pembeli tersebut tetap membeli elpiji, karena dirasa jauh lebih hemat. "Asalkan pembeli tersebut teliti dan tahu bagaimana cara mengatasi jika ada tabung maupun selang yang bocor, insyaallah akan aman," ucap Sakur.

Menurut Sakur, dia mampu menjual sebanyak 8 tabung elpiji ukuran tiga kilogram, dan 50 liter minyak tanah perhari. "Penjualan minyak tanah cenderung tetap, begitu pun dengan elpiji. Tidak ada peningkatan ataupun penurunan yang berarti," jelas Sakur.(mg4/aj/jpnn)


BANYUWANGI - Santernya pemberitaan di media massa tentang berbagai peristiwa kecelakaan yang diakibatkan oleh meledaknya gas dari tabung 3 kilogram,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News