Talas Beneng Punya Nilai Ekonomi Tinggi dan Siap Ekspor

Talas Beneng Punya Nilai Ekonomi Tinggi dan Siap Ekspor
Tanaman talas beneng punya nilai ekonomi tinggi dan siap ekspor. Foto: Humas Kementan

"Sedangkan pelepahnya atau tangkai daun setelah dikeringkan dan dimasukkan mesin pelet digunakan untuk konsentrat pakan ternak atau ikan," ungkap Gunar.

Star panen daun talas beneng yang relatif cepat yaitu pada usia tanam bulan kelima mulai panen daun.

Setelahnya panen daun setiap bulan, sedangkan panen umbi pada tahun kedua atau ketiga dan ini sebagai bonus usaha.

"Sehingga petani tidak menunggu masa panen yang lama, cukup lima bulan mulai panen, setelahnya mempunyai pendapatan rutin setiap bulan dan panen umbi sebagai bonus usaha," jelasnya.

Selain itu, sifat talas yang penting lembab sehingga hemat air maka tanaman sudah subur, jadi risiko usaha sangat kecil dengan biaya sekali, namun mempunyai usaha seterusnya.

Perawatan tanaman yang murah dan mudah dan ramah lingkungan menjadikan Talas Beneng ini menjadi salah satu tanaman primadona untuk dikembangkan oleh petani atau masyarakat luas.

Gunar menambahkan sebelum masa panen umbi diantara pohon ditanami bibit baru sehingga pada saat panen umbi, tanaman susulan dengan populasi yang sama mulai panen daun.

"Pada perkembangannya sekarang ini, permintaan hasil produksi talas beneng berupa rajangan kering daun talas beneng dari mancanegara sangatlah besar, bisa dikatakan permintaan ekspor dari luar negeri sangat jauh di banding dengan populasi talas beneng di Indonesia," ujar Gunar.

Talas beneng tumbuh sumur di daerah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dan punya nilai ekonomi pencetak devisa melalui kegiatan ekspor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News