Taliban Berjanji Lindungi Hak Perempuan di Afghanistan, Ada yang Percaya?

Taliban Berjanji Lindungi Hak Perempuan di Afghanistan, Ada yang Percaya?
Di bawah pemerintahan Taliban, kaum perempuan Afghanistan diharuskan menutup tubuhnya secara penuh bila berada di luar rumah. (Reuters)

Taliban mengatakan Dewan Ulama akan menentukan hukum apa yang akan mereka tegakkan sekarang setelah mereka kembali berkuasa.

"Beberapa UU yang dibuat oleh manusia dapat diubah, tapi bukan aturan yang dibuat oleh Tuhan," ujar Suhail Shaheen, juru bicara Kantor Politik Imarah Islam Afghanistan kepada ABC.

"Tidak seorang pun di dunia Islam, siapa pun yang menyebut dirinya Muslim, dapat mengubah aturan Islam," tambahnya.

Seperti apa hak-hak perempuan di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya?

Ketika Taliban mengambilalih kekuasaan pada tahun 1996, mereka memberlakukan aturan berpakaian yang ketat untuk pria dan wanita dan pada umumnya melarang wanita bekerja dan bersekolah.

"Selama pemerintahan brutal rezim sebelumnya, anak perempuan dilarang masuk ruang kelas dan hanya bisa meninggalkan rumah mereka dengan wali laki-laki," kata CEO Plan International Australia Susanne Legena.

"Gadis-gadis seusai 12 tahun telah dipaksa untuk menikah," katanya.

Kaum perempuan juga berisiko mendapatkan hukuman berat jika mereka menampakkan wajah di luar rumah. Bioskop, televisi, dan musik non-religius dilarang.

Namun penting untuk dicatat bahwa banyak dari pembatasan seperti ini telah dipraktekkan secara luas sebagai bagian dari tradisi, budaya, dan kepercayaan masyarakat Afghanistan, khususnya di pedesaan.

Dalam konferensi pers pertama sejak menguasai ibukota Afghanistan, Taliban memberikan jaminan untuk menghormati hak-hak kaum perempuan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News