Taliban Kembali Berkuasa, Stasiun TV Afghanistan Berjuang Mati-matian demi Tetap Siaran

Taliban pernah menargetkan wartawan sebelumnya
TOLO TV sangat dihormati karena pemberitaannya yang berani, yang seringkali dilaporkan oleh jurnalis perempuan.
Sebagai salah satu perintis organisasi berita di Afghanistan, jaringan televisi ini juga sudah menggunakan teknologi terbaru dan memiliki akun media sosial dalam berbagai bahasa.
Pada tahun 2016, sebuah mini bus yang membawa pekerja TOLO diserang oleh seorang pengebom bunuh diri, hanya beberapa bulan setelah Taliban mengatakan TOLO TV adalah "target militer" yang sah.
Setidaknya 10 wartawan Afghanistan dan pekerja media tewas tahun lalu.
Namun Saad berpikir wartawan Afghanistan akan tetap berdiri teguh meski menghadapi berbagai risiko, termasuk ancaman pembunuhan.
"Mereka telah bekerja di industri ini selama 20 tahun. Mereka dapat berurusan dengan panglima perang dan preman, pejabat pemerintah dan sekarang Taliban."
Dia mengatakan Taliban mendatangi kantor TOLO di Kabul pada Senin pagi (16/08) dan memeriksa senjata serta lisensi senjata penjaga keamanan.
Saad berencana untuk kembali ke negaranya, meski ia mengaku sakit hati melihat jatuhnya Kabul dan kekacauan di bandara.
TOLO TV adalah stasiun televisi yang paling populer di Afghanistan. Tapi sekarang stasiun ini berjuang untuk masa depannya setelah Taliban kembali berkuasa.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan