Tangis Orang Tua dan Anak yang Tersingkir di Menit-Menit Terakhir PPDB 2020

Tangis Orang Tua dan Anak yang Tersingkir di Menit-Menit Terakhir PPDB 2020
Ilustrasi suasana Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK. Foto: jambiekspres/jpg

jpnn.com, SURABAYA - Persaingan nilai dalam pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMK 2020 benar-benar ketat. 

Persaingan ini menyisakan tangismemilukan bagi siswa yang tersingkir pada detik-detik terakhir menjelang penutupan PPDB pada Sabtu 27 Juni 2020 pukul 23.55 lalu.

Beberapa orang tua murid menuturkan, persaingan nilai yang cukup ketat itu terjadi pada malam terakhir. Ini merupakan bagian dari strategi.

"Waktu saya melihat posisi anak saya hari Sabtu pukul 18.15 masih cukup aman. Berada di urutan ke 24 dari pagu 74 siswa. Tapi pukul 19.25 dibombardir dengan nilai yang lebih tinggi. Anak saya bermodal nilai 75,8 tersingkir dalam hitungan detik," kata Wurti, seorang tua murid yang kecewa karena anaknya kalah dalam persaingan nilai.

Ibu tiga anak pensiunan PNS ini mengaku tiga hari berturut melototi laptop, karena berharap anaknya bisa diterima SMK Negeri, karena biayanya murah. Namun, harapannya itu gagal di menit menit terakhir.

Ternyata pemilik nilai tinggi di atas 77 banyak yang mendaftar menjelang menit menit terakhir. Dengan begitu bisa mengetahui SMK mana dan jurusan apa yang masih berpelung bisa menyelamatkan nilainya.

“Sebab kalau asal ngeklik karena terlalu PD dengan nilai akademiknya, bisa tersingkir”, katanya.

Faktanya memang seperti itu. Beberapa siswa yang yakin akan masuk SMK favorit, tersingkir di menit terakhir menjelang penutupan PPDB SMK.

Orang tua dan anak sudah berhari-hari memelototi PPDB SMK 2020 tetapi tetap tersingkir karena persaingan nilai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News