Tantangan Inflasi pada Tahun Politik

Tantangan Inflasi pada Tahun Politik
Founder IndoSterling Capital William Henley. Foto: Dok Pri

Khusus untuk pertumbuhan ekonomi, inflasi yang terkendali menjadi keharusan. Pasalnya, inflasi menentukan konsumsi rumah tangga, dalam konteks ini daya beli masyarakat. Semakin rendah inflasi, maka konsumsi dan daya beli aman.

Seperti diketahui, tahun 2019 adalah tahun politik. Ada pemilihan umum legislatif (DPD/DPR/DPRD provinsi/DPRD kabupaten/kota) dan Pemilihan Presiden 2019-2024.

Pemilu merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan ekonomi tahun ini. Asosiasi Pengusaha Indonesia bahkan menyebut ekonomi RI 2019 hanya tumbuh 5,2 persen.

Dengan demikian, inflasi yang terjaga dapat membuat pertumbuhan konsumsi rumah tangga terjaga.

Konsumsi adalah komponen utama dalam struktur produk domestik bruto (PDB). Jika semua terkendali, target inflasi 3,5 persen dan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dapat digapai.

Kendati demikian, dalam mengejar target inflasi 2019, ada sejumlah catatan penting yang patut menjadi perhatian. 

Pertama, dari sisi kelompok bakan makanan. Beras yang merupakan komoditas andalan masyarakat Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan harga.

Harga beras medium di beberapa daerah pun mengalami kenaikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengabarkan berita gembira terkait realisasi inflasi yang merupakan salah satu indikator makroekonomi sepanjang 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News