Target CHT Makin Sadis, Anggota DPR Kelabakan Dicecar Konstituen

Target CHT Makin Sadis, Anggota DPR Kelabakan Dicecar Konstituen
Petani Tembakau. Foto: Radar Madura

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan target cukai hasil tembakau (CHT) tahun depan sekitar Rp 193 triliun atau naik sebesar 11,9 persen (Rp 20 triliun) dari target 2021. Keputusan ini sangat mungkin berdampak negatif pada industri hasil tembakau.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi NasDem Willy Aditya mengatakan, selain menurunkan produktivitas IHT, kenaikan CHT juga akan menyuburkan pasar rokok ilegal, apalagi dalam situasi pemulihan saat ini.

Wakil rakyat daerah pemilihan Madura itu mengaku terus mendapat keluhan dari para petani tembakau yang jadi konstituennya

Bukan cuma di Madura, petani di sentra tembakau lain di pulau Jawa juga memiliki keresahan yang sama. Sekjen Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Triyanto, mengatakan kenaikan tarif CHT yang eksesif akan merusak rantai perdagangan IHT dengan memaksa pabrik untuk terus mengurangi produksi.

“Jika produksi dikurangi, maka serapan bahan baku yang dipasok oleh petani juga berkurang. Tidak hanya petani, pekerja di pabrik juga menghadapi situasi yang berat,” kata Triyanto.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU Mochammad Maksum Machfoedz mengatakan banyak kebijakan pemerintah atas CHT yang dilakukan hingga saat ini cukup tendensius terhadap penerimaan tanpa adanya porsi keberadilan bagi industri, buruh, dan petani tembakau.

Pemerintah kurang memberikan perhatian lebih sebagai kompensasi kebijakan CHT terhadap petani dan buruh IHT. “Banyak penelitian yang dilakukan pihak tertentu hanya menyudutkan dan mematikan IHT” katanya.

Karena pertimbangan tersebut, Maksum Machfoedz berharap pemerintah untuk lebih berhati-hati terhadap keputusan kenaikan tarif CHT karena kebijakan tersebut akan berdampak langsung pada jutaan masyarakat.

Pemerintah telah menetapkan target cukai hasil tembakau (CHT) tahun depan sekitar Rp 193 triliun atau naik sebesar 11,9 persen (Rp 20 triliun) dari target 2021

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News