Tasawuf Vatikan
Oleh Dahlan Iskan
Jaringan tasawuf dunia memperhatikan Tasawuf Center. Dari sinilah Yusuf tahu: tiap-tiap agama memiliki level tasawuf masing-masing. Yang tidak henti-hentinya mencari: di mana sebenarnya Tuhan berada.
Tuhan yang sesungguhnya. Yang bisa membuat manusia baik. Yang mampu membikin hati damai. Yang tidak menimbulkan kekisruhan. Lahiriah maupun batiniah.
Yusuf sering berdiskusi dengan para sufi agama lain. Yang dicari sama: Tuhan sejati. Bukan Tuhan yang diperebutkan. Sampai bertengkar. Sampai saling mencaci. Sampai saling membunuh.
Ustaz Yusuf juga sering diskusi tasawuf dengan biarawati Katolik asal India: Gerardette Philips. Yang tinggal di Jakarta. Juga sering menerima tamu dari Amerika. Yang ingin membicarakan keberadaan Tuhan.
Pemikiran Yusuf soal ketuhanan dianggap sangat dalam. Para tamu itulah yang merekomendasikan pada Paus di Vatikan. Agar memberi beasiswa pada Yusuf. Paus pun memilihnya.
Dua tahun Yusuf kuliah di tiga kampus milik Vatikan di Roma: Angelicum Saint Thomas, Gregoriana University dan Pontificio Istituto di Studi Arabi e d'Islamistica (Pisai). Beberapa tokoh Islam pernah ke Pisai. Untuk seminar antar-iman. Misalnya Prof Azyumardi Azra.
Namun yang sampai kuliah di sana baru Yusuf Daud ini. Ia mempelajari ilmu tradisi agama-agama dunia. Sampai mendapat gelar doktor. Yang menunjuk pun Paus sendiri.
Rasanya akan banyak pastor di Indonesia iri pada Yusuf. Yang pernah mendapat perhatian langsung dari Paus begitu besar.