Taufik Ajak Umat Islam Pilih Prabowo - Sandi demi Selamatkan Ulama

Taufik Ajak Umat Islam Pilih Prabowo - Sandi demi Selamatkan Ulama
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik usai menjalani pemeriksaan KPK, Jakarta, Selasa (3/5). Taufik diperiksa terkait kasus dugaan suap raperda rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi DKI Jakarta 2015-2035 dan raperda rencana tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com Ilustrasi : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Sekretariat Nasional pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, M Taufik prihatin atas kasus hukum yang disangkakan pada Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif.

Taufik menilai, kasus yang diperkarakan pada Slamet Ma'rif tidak jelas. Pemerintah, menurutnya, terkesan kembali mengkriminalisasi ulama.

Polres Surakarta diketahui sebelumnya menetapkan Slamet Ma'arif tersangka dugaan pelanggaran kampanye di luar jadwal.

"Kami prihatin atas saudara kami Pak Slamet Maarif. Enggak jelas kenapa mesti dipanggil. Saya kira ini untuk kesekian kalinya dilakukan pada para ulama dalam pemerintahan sekarang," ujar Taufik saat membuka diskusi mingguan yang digelar Seknas Prabowo-Sandi di Jakarta, Selasa (19/2).

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini menilai kriminalisasi harus dihentikan. Tidak saja pada ulama, namun seluruh rakyat Indonesia perlu memeroleh jaminan tidak ada yang dikriminalisasi.

"Mari setop ini. Caranya yang paling meyakinkan adalah mengganti presiden lewat Pilpres 2019, sehingga tidak ada kriminalisasi ulama," katanya.

Taufik mengingatkan, masyarakat beragama Islam penting memilih pemimpin yang tidak mengkriminalisasi ulama.

"Saya kira penting bagi masyarakat muslim memilih pemimpin yang tidak mengkriminaliasi ulama. Jangan lupa sisa waktu tidak lama lagi. Mari bergerak memenangkan Prabowo-Sandi," kata Taufik.

Dalam diskusi soal politisasi agama, M Taufik minta umat Islam pilih Prabowo - Sandi demi menghentikan kriminalisasi ulama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News