Tekanan Ekonomi, Ribuan Warga Pati Sakit Jiwa

Tekanan Ekonomi, Ribuan Warga Pati Sakit Jiwa
Tekanan Ekonomi, Ribuan Warga Pati Sakit Jiwa
Demikian disampaikan Kasi Kesehatan Khusus DKK Pati, Etty Irianingrum. Menurutnya, belum tercovernya para penderita itu, disebabkan minimnya dana Jamkesada Pati yang tahun ini hanya sekitra Rp 5 miliar. Selain itu, ujarnya, juga karena minimnya kesadaran dari masyarakat terhadap penanggulangan gangguan jiwa tersebut. ""Dengan adanya program mobil unit RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang yang dibiayai dari alokasi dana Jamkesda dari provinsi, kami sebagai pendamping sekaligus penyedia fasilitas mengharapkan dapat mengcover para penderita gangguan jiwa di desa-desa yang belum masuk dalam jamkesmas dan jamkesda, sehingga mereka dapat merasakan pelayanan,"" harapnya.

Ia menjelaskan, jika nanti tiga Puskesmas lainnya, yaitu Puskesmas Batangan, Sokolilo II, dan Pucakwangi II sudah mengirim hasil pendataannya bisa segera diketahui jumlah keseluruhan. ""Kita masih menunggu hasilnya," tegasnya.

Dari 26 kecamatan yang ada di Pati, lanjut dia, ada tiga kecamatan, yang memiliki jumlah penderita gangguan jiwa yang cukup tinggi, yakni Kecamatan Gabus ada 160 orang, Kecamatan Pati 158 orang, dan Kecamatan Trangkil 140 orang. Adapun jumlah Paling sedikit penderita gangguan jiwa terdapat di Puskesmas Tlogowungu, yakni hanya 12 orang.

Adapun penyebab gangguan jiwa, jelas Etty, dikarenakan berbagai faktor, mulai dari karena faktor tekanan keluarga, faktor minimnya pekerjaan, faktor pergaulan, faktor lingkungan, dan faktor ekonomi. Di antara faktor-faktor penyebab itu, faktor ekonomi merupakan faktor yang paling mendominasi pemicu terjadinya gangguan kejiwaan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati layak waspada terhadap penyakit gangguan jiwa (gila). Pasalnya, sedikitnya ada 1.333 penduduk di Pati yang teridentifikasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News