Teknologi Realitas Maya Ajarkan Difabel Hidup Mandiri
Photo: Aiga Tufuga menguji coba pelatihan simulasi keselamatan. (ABC Radio Brisbane: Hailey Renault)"[Ini] lingkungan yang aman, tenang di mana mereka dapat merasakan pengalaman melakukan tugas dalam bentuk simulasi sebelum benar-benar melakukannya di dunia nyata."
Dia adalah bagian dari program Yayasan Endeavour yang menggunakan teknologi realitas maya (VR) untuk membantu penyandang disabilitas berlatih berada dalam situasi kehidupan nyata.
Melalui manager operasi dukungan dan percobaan dari proyek ini Andrew Chant mengatakan program ini telah melatih 20 orang cara menggunakan teknologi ini.
Dia mengatakan tidak asing bagi kliennya untuk dibingungkan oleh hal-hal sederhana, seperti menyerahkan uang atau menaiki transportasi umum.
"Beberapa orang mungkin memiliki masalah seputar kecemasan sosial atau mereka mungkin tidak merasa nyaman dengan baik di masyarakat dengan banyak kerumunan orang di sekitar," kata Andrew Chant.
"[Ini] lingkungan yang aman, tenang di mana mereka dapat merasakan pengalaman melakukan tugas dalam bentuk simulasi sebelum benar-benar melakukannya di dunia nyata."
"Salah satu anak muda kami mendapatkan sedikit masalah baru-baru ini karena mereka tidak ingat untuk menggunakan kartu go mereka sehingga mereka akhirnya di denda untuk bepergian di kereta tanpa kartu tersebut.
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0