Telo ND

Oleh: Dahlan Iskan

Telo ND
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Akan tetapi, Indro tidak mau mengambil gelarnya. Ia malas membuat tesis. Toh, tambahan gelar tidak bisa menaikkan pangkat dan eselonnya. Ia tidak punya pangkat apalagi eselon.

Senin kemarin, ia tidak bisa mengelak. Pembimbingnya yang datang ke Yogyakarta. Apalagi, istri Indro kali ini ikut mendesaknya.

Dalam satu minggu tesis itu akan selesai. Semua data sudah siap sejak lebih 10 tahun lalu.

"Akan saya bikin 50 halaman," kata Indro sambil melirik istrinya.

Suami-istri yang baru pulang umrah itu kemarin memang ke Surabaya. Mampir ke rumah saya. Kami pun diskusi lebih dua jam soal penyakit PMK dan telo.

Telo asalnya dari bahasa Jawa. Di kampung saya, di masa saya kecil, sering melihat ayam mati dengan kepala sampai berputar-putar.

"Ayamnya telo-telo," kata orang desa mendeskripsikan kengerian ayam yang kepalanya lagi muter-muter kesakitan. Lalu mati. Lebih 90 persen ayam yang terkena virus itu pasti mati.

Di Jawa, kata Indro, penyakit itu ditemukan tahun 1926. Bersamaan dengan itu, di tahun yang sama, ditemukan pula penyakit yang sama. Nun jauh di New Castle, Inggris sana.

PROFESOR ahli peternakan dari Australia datang ke Yogyakarta. Salah satu agendanya: mencari 'anak' yang hilang. Ketemu. Sang profesor mengingatkan anak itu...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News