Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM

Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM
Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM
JAKARTA--PT PLN (Persero) bakal mengoptimalkan energi listrik non-BBM untuk melistriki masyarakat di daerah-daerah terpencil. Keberadaan pembangkit ramah lingkungan itu dengan memanfaatkan tenaga air, angin, dan surya merupakan salah satu alternatif untuk menyiasati kenaikan BBM. Selain itu, langkah ini juga untuk memanfaatkan sumber energi non BBM yang banyak tersebar di berbagai daerah.

“Saat ini kami sedang mengembangkan listrik dengan tenaga air lewat PLTA di daerah Wamena,” kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji yang ditemui saat acara penandatanganan nota kesepahaman PLN dan BPPT di Jakarta, Jumat (25/11).

Nur membandingkan, jika menggerakkan pembangkit dengan diesel di pulau-pulau terpencil itu PLN harus merogoh kocek lebih dalam ketimbang misalnya di Pulau Jawa. “Kita bawa mesin dieselnya ke sana lalu bahan bakarnya kita bawa juga dengan pesawat Hercules tapi harga membangkitkan listrik setiap kilowatt per jam itu Rp 5.000 dan itu mahal sekali, di Jawa saja di bawah Rp 1.000,” ujarnya. Tapi jika menggunakan PLTA harga produksi listriknya sekitar Rp 1.200-1.500 perKwh.

Selain Wamena, perusahaan setrum milik negara itu juga memanfaatkan listrik bertenaga surya (PLTS) di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan biaya Rp 3.000 perKwh. “Ini merupakan solusi kreatif tetapi tetap dengan perhitungan yang ekonomis. Jadi ada solusi nasional,” katanya.

JAKARTA--PT PLN (Persero) bakal mengoptimalkan energi listrik non-BBM untuk melistriki masyarakat di daerah-daerah terpencil. Keberadaan pembangkit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News