Temuan TPF : Terlalu Banyak Pekerja Asing !

Temuan TPF : Terlalu Banyak Pekerja Asing !
Temuan TPF : Terlalu Banyak Pekerja Asing !
KERUSUHAN di PT Drydocks Batam membuat gusar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Sebab, insiden berunsur SARA yang melibatkan ribuan buruh lokal dan sejumlah ekspatriat asal India itu terjadi sepekan menjelang peringatan Hari Buruh Sedunia atau yang lazim dikenal dengan May Day.

 

Tim pencari fakta (TPF) pun langsung dibentuk untuk mengatasi konflik yang terjadi pada 22 April lalu tersebut. Kemarin (27/4), TPF bentukan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Abdul Muhaimin Iskandar itu merampungkan investigasi. TPF meminta PT Drdydocks World Graha mengurangi secara bertahap penggunaan tenaga kerja asing (TKA) dan pekerja outsourcing mereka.

 

:TERKAIT "Sebab, berlebihannya penggunaan dua jenis pekerja itu dinilai turut memicu kerusuhan buruh di industri galangan kapal di Batam tersebut," ujar Haiyani Rumondang, ketua TPF kerusuhan Batam, kepada wartawan di kantor Kemenakertrans.Dia menyatakan, hasil temuan TPF menunjukkan bahwa PT Drydocks terlalu banyak menggunakan tenaga outsourcing. Yakni, mencapai 7.883 orang atau sekitar 79 persen di antara total 9.963 pekerja. Sementara itu, jumlah pekerja tetap atau organik hanya 2.080 orang.

 

Hasil pengumpulan fakta juga mengungkapkan, kerusuhan tidak hanya dipicu kasus tunggal, yakni penghinaan rasial TKA asal India. Melainkan, akumulasi persoalan iklim kerja dan hubungan antarpekerja yang kurang kondusif. "Itu terjadi karena akumulasi persoalan yang sudah lama terjadi," ungkap Haiyani.

 

KERUSUHAN di PT Drydocks Batam membuat gusar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Sebab, insiden berunsur SARA yang melibatkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News