Tentang Penertiban Ormas, Lukman Puji Pak Harto Dibanding Jokowi

Seharusnya, langkah yang ditempuh pemerintah sejak awal mendatangi ormas yang dinilai radikal atau berbeda paham dengan negara. Ini menurutnya dilakukan oleh Malaysia. Begitu ada ormas bicara ideologi bangsa, aparat pemerintah hadir meluruskannya.
"Pemerintah kita lelet, lambat. Harusnya diantisipasi dari awal. Tanya Pak Tjahjo, saya sudah ingatkan, langsung masuk datangi ormas itu," kata politikus asal Riau ini.
Contohnya Gafatar, pemerintah lambat menangani karena baru hadir setelah mereka menguasai satu daerah dan diikuti ribuan orang. Padahal, pemerintah seharusnya sudah mendapat informasi sejak awal dan melakukan pembinaan.
"Tapi tidak dianggap, sudah membesar baru (sibuk). Kalau seperti ini kita puji Orba, Pak Harto dulu kalau ada begini-begini langsung datang," sebut mantan menteri PDT itu.
Salah satu contoh di era Soeharto adalah Lembaga Karyawan Islam (Lemkari). Begitu organisasi tersebut dianggap sesat, pemerintah langsung datang dan bertanya apakah mau terus atau ditangkap.
"Kalau mau terus ganti nama, ganti ideologi. Ya ganti dia Menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia-red). Kemudian, jadi underbow Golkar supaya dibina. Jadilah dia underbow Golkar, dibina oleh Golkar. Gitu loh. Sehingga paham kebangsaan tidak terganggu," pungkasnya.(fat/jpnn)
Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy mengkritisi pemerintahan Jokowi Widodo yang langsung menggunakan senjata pemungkas dengan membubarkan organisasi
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Soal Wacana Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Legislator Bicara Prinsip Keadilan
- Wacana Gelar Pahlawan untuk Pak Harto dan Bagaimana Menyikapinya
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional
- Soeharto Memenuhi Kriteria Jadi Pahlawan Nasional, tetapi Terganjal Hal Ini