Tentang Sosok Budhi Satrio dan Penyamaran Densus 88, Dor!

Tentang Sosok Budhi Satrio dan Penyamaran Densus 88, Dor!
Budhi Satrio, terduga teroris ditembak mati di Sidoarjo. Foto: Jawa Pos/repro

jpnn.com - Budhi Satrio, terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror di Sidoarjo, Senin (14/5), dulunya dikenal sebagai sosok pria ramah dan dermawan. Budhi Satrio berubah menjadi sangat tertutup sejak tak lagi mengajar.

MIFTAKHUL F.S., Sidoarjo-M. SALSABYL ADN, Surabaya

PERUBAHAN tingkah keseharian si tetangga itu mulai dirasakan Sigit Priyadi dalam dua tiga tahun terakhir. Tak ada lagi tegur sapa. Atau guyonan sembari nyangkruk. ’’Orangnya (menjadi) tertutup,’’ kata Sigit.

Sigit paham betul karena dirinya dan Budhi Satrio, si tetangga itu, sudah sejak 2006 bertetangga. Rumah mereka berdampingan di Perumahan Puri Maharani, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur.

Meski sikapnya berubah jauh, tetap saja Sigit dan para tetangga yang lain benar-benar kaget ketika mengetahui Budhi diduga terlibat jaringan terorisme. Pria 48 tahun itu disergap dan ditembak mati oleh Densus 88 pada Senin lalu (14/5).

Penangkapan pada Senin pagi itu hanya berselang sehari setelah serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Pada malamnya (13/5), bom juga meledak di salah satu rumah di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo.

Menurut Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Budhi adalah wakil ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur. Ketuanya adalah Dita Oepriarto yang mengajak istri dan empat anaknya mengebom tiga gereja di Surabaya.

Azizah, tetangga yang lain, mengingat bagaimana dulu Budhi dan sang istri, Wqh, begitu dermawan kepada anak-anak tetangga. ’’Anak saya termasuk yang sering dikasih makanan,’’ kata Azizah yang tinggal hanya beberapa rumah dari rumah pasangan yang belum dikaruniai anak tersebut.

Budhi Satrio, terduga teroris yang ditembak mati Densus 88, dulunya dikenal sebagai sosok yang ramah dan dermawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News