Terbit PMK terkait Pajak Pulsa, Berikut Respons Operator Seluler

Terbit PMK terkait Pajak Pulsa, Berikut Respons Operator Seluler
Ilustrasi – Terbit PMK terkait pajak pulsa/kartu perdana. Foto: ANTARA

jpnn.com, JAKARTA - Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.03/2021 terkait pemungutan pajak pulsa/kartu perdana, voucer, dan token listrik, mendapat sorotan luas di masyarakat.

Operator seluler belum menyampaikan dan saat ini sedang mengkaji peraturan yang baru dikeluarkan pemerintah tersebut.

"Kami saat ini masih mengkaji dan mempelajari aturan baru yang diberlakukan oleh Kementerian Keuangan RI tersebut secara internal, guna mengetahui implikasi secara menyeluruh dalam skema bisnis produk dan layanan Telkomsel," kata Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, melalui pesan singkat kepada ANTARA, Sabtu (30/1).

Kementerian Keuangan pada Jumat (29/1) mengumumkan akan memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) untuk penjualan pulsa, voucher, kartu perdana dan token listrik mulai 1 Februari 2021.

Kebijakan itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.03/2021 tentang penghitungan dan pemungutan PPN serta PPh atas penyerahan atau penghasilan sehubungan dengan penjualan pulsa, kartu perdana, token dan voucher.

Berkaitan dengan aturan tersebut, Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia, M. Buldansyah menyatakan sedang mempelajari aturan tersebut dan mereka akan mengikuti ketentuan pemerintah.

"Kami tetap berusaha agar layanan berkualitas kami dapat diperoleh dengan harga terjangkau," kata Buldansyah, dalam keterangan tertulis.

Sementara XL Axiata menyatakan belum bisa memberikan komentar karena saat ini masih mempelajari aturan tersebut.

Berikut ini respons operator seluler menanggapi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.03/2021 terkait pajak pulsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News