Tercekik, Malaysia Rayu Tiongkok Batalkan Perjanjian Utang

Tercekik, Malaysia Rayu Tiongkok Batalkan Perjanjian Utang
Mahathir Mohamad. Foto: Reuters

Dia hanya meminta pemerintah Tiongkok bisa memperhatikan kondisi fiskal Malaysia. Apalagi, saat ini Malaysia sedang dirundung masalah utang karena penyelewengan dana dari Low Taek Jho dan kawan-kawan.

”Saya percaya Tiongkok akan bersimpati terhadap permasalahan yang harus kami selesaikan. Dan mungkin, mereka bisa ikut membantu masalah keuangan kami,” ungkap pimpinan Pakatan Harapan itu.

Sehari sebelumnya, dia bahkan menegaskan kepada para taipan Tiongkok bahwa dia tak menolak bisnis dengan negara komunis tersebut. Dia mengatakan bahwa investasi itu merupakan kesalahan pemerintah Malaysia sendiri.

”Kami tidak menolak perusahaan Tiongkok. Tapi, kami menolak meminjam dana luar untuk proyek yang tidak diperlukan dan sangat mahal,” tegasnya seperti lansiran South China Morning Post.

Mahathir hanya berpesan agar Tiongkok bisa bertindak adil dalam investasi agresif tersebut. Menurut dia, perdagangan yang bebas tanpa norma apa pun bisa menimbulkan bentuk kolonialisme. Sebab, jelas negara miskin tak bisa bersaing dengan negara kaya.

Perkataan itu ditanggapi ramah oleh Li. Pakar ekonomi tersebut mengungkapkan bahwa Tiongkok siap untuk mempererat hubungan kedua negara. Meski, dia tak menjelaskan apakah siap untuk memperingan perjanjian kontrak ECRL.

”Kami tidak akan mengubah hubungan pertemanan dengan Malaysia hanya karena perubahan domestik,” jelasnya kepada Bloomberg.

Salah satu yang ditekankan adalah impor minyak sawit dari Malaysia. Dia siap untuk meningkatkan jumlah impor komoditas tersebut, bersama produk agrikultur lainnya, untuk menyeimbangkan neraca perdagangan Malaysia-Tiongkok.

Kunjungan PM Malaysia Mahathir Mohamad ke Beijing memasuki momen penentuan. Pinjaman ratusan triliun untuk proyek kereta api jadi salah satu yang dibahas

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News