Termakan Teori Konspirasi, Banyak Warga Australia Enggan Dites COVID-19

Termakan Teori Konspirasi, Banyak Warga Australia Enggan Dites COVID-19
Informasi yang salah soal tes virus corona telah beredar di jejaring sosial di saat Melbourne sedang gencar mendorong warganya untuk dites. (Getty Images: William West)

Colin Klein dari Australian National University telah meneliti bagaimana teori konspirasi menyebar di dunia online.

Ia mengatakan, masuk akal ada kelompok-kelompok yang meragukan keseriusan COVID-19 terkait dengan teori konspirasi.

"Meraka sudah lebih dulu meyakini hal seperti ini," kata Dr Klein.

"Saya menganggap bagian inti dari sebagian besar teori konspirasi adalah: bukan saja kamu sedang dibohong, tetapi ada sesuatu yang disembunyikan."

Versi lain dari informasi yang salah dan beredar dalam Grup Facebook Teori Konspirasi Australia adalah klaim jika tes PCR dapat "menghancurkan penghalang darah di otak" dan membiarkan "bakteri dan racun lain masuk ke otak Anda dan menginfeksi jaringan otak sehingga dapat menyebabkan peradangan dan kadang-kadang kematian ".

Posting itu telah ditandai sebagai informasi palsu oleh Facebook dan dibantah oleh tim Pemeriksa Fakta Associated Press, yang menegaskan jika metode 'swab' tidak menyentuh penghalang darah-otak.

Termakan Teori Konspirasi, Banyak Warga Australia Enggan Dites COVID-19 Photo: Untuk urusan baterai iPhone, ada banyak teori konspirasi yang beredar. (Japanexperterna.se/Flickr (CC BY-SA 2.0))

 

Menurut data Crowdtangle, tautan tersebut telah dibagikan oleh puluhan halaman Facebook yang terkait dengan teori anti-vaksinasi dan konspirasi QANON, dengan hampir 200.000 pengikut.

Melbourne sedang melakukan tes virus corona besar-besaran untuk mengendalikan kasus penularan yang baru terjadi dalam beberapa hari terakhir

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News