Ternyata, Ada Peran SYL dalam Drama Satu Putaran Munaslub

Ternyata, Ada Peran SYL dalam Drama Satu Putaran Munaslub
Setya Novanto, ketua terpilih Golkar 2016-2019. Foto: Desyinta/JPG

jpnn.com - BALI - Partai Golkar akhirnya memiliki ketua umum periode 2016-2019. Setya Novanto terpilih dalam drama satu putaran pemilihan dalam musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Golkar di Bali Nusa Dua Convenrtion Center, Bali, sejak Selasa (17/5) dini hari hingga pagi tadi.

Setya Novanto meraih suara terbanyak pada putaran pertama, 277 suara di musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Golkar yang dilakukan sejak Selasa (17/5) dini hari hingga pagi tadi, di Bali Nusa Dua Convention Center.

Semula, Steering Committe (SC) ‎ingin melakukan putaran kedua. Sebab, di bawah Setnov, ada Ade Komarudin yang juga berhasil memenuhi 30 persen atau setara dengan 168 suara. Akom mendapatkan 173 suara.

Ketua SC Nurdin Halid menawarkan bahwa sesuai tata tertib, Akom dan Setnov dinyatakan sebagai calon ketum Golkar dan mereka pun diperkenankan menyampaikan kembali visi misinya.

Namun apa yang terjadi? Tiba-tiba, Syahrul Yasin Limpo (SYL) naik ke atas panggung. Bakal caketum dengan nomor urut 8 yang meraup 27 suara itu meminta agar tidak perlu lagi dilakukan putaran kedua.

‎"Boleh saya sarankan, minta maaf Pak Ade. Hasil ini kita anggap final. Kita berdelapan (caketum) rasanya cair saja. Kalau sudah anggap maksimal tidak perlu lagi kita teruskan," ucapnya.

Atas pandangan itu ditambah lagi suara peserta yang mulai riuh meminta agar Setya Novanto langsung ditetapkan saja menjadi ketum Golkar, Nurdin pun meminta agar Akom dan Novanto untuk bermusyawarah.

Lantas, Akom langsung menyambut situasi itu. Duduk bersandingan dengan Setya Novanto, Akom mengucapkan terima kasih kepada tim sukses dan para pendukungnya. Ketua DPR itu mengaku perjalanannya amsih panjang. "Saya lebih muda dari Pak Novanto. Pak Novanto 60 tahun. Masih ada kesempatan saya," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News