Terong Gosong NU

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Terong Gosong NU
Yahya Cholil Staquf saat berbicara mengenai dinamika pemilihan ketua umum PBNU di Ponpes Darussa'adah, Lampung Tengah, Rabu (22/12). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

Dua keponakan Gus Dur itu terbukti berhasil menjadi tokoh politik pada kelasnya masing-masing. Muhaimin atau Cak Imin menjadi ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gus Ipul menjadi politisi ulet yang sekarang menjadi wali kota Pasuruan.

Yahya tidak mempunyai nasab langsung ke Gus Dur seperti Imin dan Ipul. Meski begitu Yahya punya nasab kekiaian yang kuat. Yahya adalah putra Kiai Cholil Bisri pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibin, Rembang.

Yahya adalah kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Yahya juga keponakan dari KH Mustofa Bisri alias Gus Mus.

Garis nasab Gus Yahya ini menjadi modal yang kuat untuk maju memperebutkan posisi tertinggi di NU.

Gus Yahya, Cak Imin, dan Gus Ipul adalah genre baru kader-kader NU yang paling menonjol. Mereka kurang lebih sepantaran. Gus Yahya dan Cak Imin sama-sama lahir pada 1966 dan sama-sama berkuliah di Fisipol UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta.

Gus Yahya tidak bisa menyelesaikan kuliahnya sampai tuntas karena lebih memilih berpetualang di beberapa negara Timur Tengah pada 1990-an.

Cak Imin mendapat gelar doktor honoris causa dari Unair (Universitas Airlangga) Surabaya. Ia menjadi salah satu tokoh politik paling berpengaruh di pemerintahan Jokowi dan berhasil menempatkan beberapa menteri di pemerintahan.

Cak Imin yang sekarang menjadi wakil ketua DPR menjadi salah satu politikus muda NU yang ulet dan licin. Ia yang dikader langsung oleh Gus Dur dianggap melakukan kudeta ketika merebut PKB dari Gus Dur pada 2005.

Apakah warga NU akan memilih perubahan dengan memilih Kiai Terong Gosong? Muktamirin yang akan memutuskan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News