Terorisme dan R20
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Definisi terorisme sampai saat ini masih problematis.
Dalam pandangan Armstrong, terorisme sangat sulit untuk didefinisikan.
Ada begitu banyak formulasi yang bersaing dan bertentangan sehingga istilah ini sekarang diselimuti kebingungan terminologis.
Armstrong melihat istilah ini cenderung emotif dan merupakan salah satu istilah yang sering disalahgunakan dalam bahasa Inggris, dan merupakan celaan, paling mencela, yang mencirikan tindakan kekerasan.
Motif terorisme pun berbeda-beda. Akan tetapi, terdapat satu hal yang umum bahwa terorisme pada dasarnya dan secara inheren bersifat politis.
Terorisme selalu soal kekuasaan dalam hal memperoleh atau mempertahankannya.
Armstrong menggali jejak historis hubungan antara kekerasan dan agama sejak tiga ribu tahun sebelum kelahiran Isa Almasih sampai saat ini.
Dia menyimpukan bahwa kekerasan yang mengatasnamakan agama, pemicu utamanya, sebenarnya, selalu saja berhubungan dengan nasionalisme sekuler.
Bukan hanya di kalangan Islam, di kalangan Yahudi, Kristen, Hindu, dan agama-agama lain juga muncul banyak sekali tindak kekerasan atas nama agama.
- Kapolres Tanjung Priok Resmikan Renovasi Masjid, Ajak Warga Tingkatkan Ibadah dan Kebersamaan
- Kasus Bocah Tewas Terbakar di Tangerang, Pacar Ibunya Menghilang
- BNPT Sebut FKPT Jadi Garda Depan Pencegahan Terorisme di Daerah
- 4 Debt Collector Penganiaya Wanita di Halaman Polsek Bukit Raya Ditangkap, 7 Lainnya Buron
- Hari Kartini, Widya Desak Pemulihan Hak Perempuan eks Pemain Sirkus yang Dieksploitasi
- Tim Deradikalisasi BNPT Berkomitmen Layani Warga Binaan Terorisme Secara Humanis