Terorisme dan R20
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sebut saja peperangan yang terjadi di Palestina yang tidak kunjung selesai sampai kini.
Berbeda dengan persepsi umum. Armstrong melihat bahwa kekerasan yang dialami rakyat Palestina--perang Israel dengan tetangga-tetangganya, dan tindakan balasan palestina--tidak dimotivasi oleh agama, tetapi oleh nasionalisme sekuler.
PLO (Palestina Liberation Organization) yang didirikan Yasser Arafat bukanlah organisasi keagamaan melainkan organisasi nasionalis sekuler yang berjuang untuk memerdekakan diri dari Israel.
Hal yang sama dilakukan oleh Hamas yang lebih berdasarkan pada keyakinan aqidah Islam.
Demikian pula yang terjadi antara Pakistan dengan India, yang selalu dikemas dengan peperangan antara penganut Islam, Pakistan, dan Hindu-Budha, India. Padahal, pemicunya lagi-lagi persoalan politik.
Hampir semua agama di dunia mempunyai masa kelamnya masing-masing terkait dengan kekerasan berdasarkan motivasinya.
Seperti dikutip oleh Sigmun Freud (1856-1939), manusia termotivasi oleh keinginan untuk mati secara agama sama kuatnya dengan keinginan untuk berketurunan, sehingga, hal ini bisa dijadikan alat untuk melancarkan berbagai kepentingan dengan cara kekerasan.
Graham Fueller berpendapat kurang lebih sama.
Bukan hanya di kalangan Islam, di kalangan Yahudi, Kristen, Hindu, dan agama-agama lain juga muncul banyak sekali tindak kekerasan atas nama agama.
- Kapolres Tanjung Priok Resmikan Renovasi Masjid, Ajak Warga Tingkatkan Ibadah dan Kebersamaan
- Kasus Bocah Tewas Terbakar di Tangerang, Pacar Ibunya Menghilang
- BNPT Sebut FKPT Jadi Garda Depan Pencegahan Terorisme di Daerah
- 4 Debt Collector Penganiaya Wanita di Halaman Polsek Bukit Raya Ditangkap, 7 Lainnya Buron
- Hari Kartini, Widya Desak Pemulihan Hak Perempuan eks Pemain Sirkus yang Dieksploitasi
- Tim Deradikalisasi BNPT Berkomitmen Layani Warga Binaan Terorisme Secara Humanis